Baru-baru ini tiba-tiba ane sadar akan fenomena "Pacaran". Berawal dari seringnya lihat kegalauan plus konflik2 dari mereka-mereka yang "pacaran".
Entahlah benar atau tidak pemikiran ane ini..
Jadi, ane mendefinisikan Pacaran itu HANYA semacam hal untuk memuaskan rasa "ingin"nya remaja, yang kebanyakan "ingin disayang, ingin dipuji, ingin diperhatikan, ingin dimanja". Namanya juga manusia, pasti keinginannya banyak, termasuk keinginan seperti yang sudah disebutkan tadi.
Misalnya nih, Kan katanya seorang cewek itu suka dengan perlakuan dimanja, dipuji, menjadi yang ter- dibanding wanita lain. Kalau sudah tercapai keinginannya, dia akan "ketagihan" dengan perlakuan seperti yang disebutkan diatas. Nah! jadilah "pacaran". Tentunya dengan seseorang yang dinilai PAS baginya..
Jujur sajalah, ane juga pingin seperti itu, tapi tentu yang ane mau bukan semurah itu, bukan segampang mereka-mereka yang mudah ganti pasangan, juga bukan semudah mereka mengatakan yang "Ter-" ke semua lawan jenis jika sudah mulai bosan dengan yang sebelumnya...
Temen ane, dulu ada yang pernah ane tanya langsung. Mereka kompak ngejawab semoga langgeng sampai berakhir bahagia (nikah-red). Sekarang? mereka sudah punya pasangan sendiri-sendiri. Entah apa yang mereka katakan pada pasangan mereka yang baru...
hedeeeh.. -____-"
Karena ane juga gak menghakimi, jadi fenomena yang ane sering jumpai terkait dengan pemikiran ane terhadap "pacaran" itu sering terjadi di kalangan anak muda, bukan yang mendekati dewasa-tua (atau apalah artinya). Karena dikalangan orang dewasa-tua mereka kebanyakan sudah bukan main-main dan sudah cerdas dengan perilaku dan moral mereka dan pasti berujung pada akhir yang indah (menikah-red). Tentu pasti ada pengecualian bagi yang "melenceng" dari jalan yang benar...
Nah! Tapi ada yang asik! hubungan yang ane pikir bisa disebut Pacaran, tapi ya bukan Pacaran.
Pernah nonton Para Pencari Tuhan?
Tentu tau hubungan Aya dan Azzam sebelum mereka menikah kan? Jadi mereka saling suka, mereka saling berhubungan tapi menyentuh-pun tidak, bahkan kata penulis skripnya (Wahyu H S), hubungan mereka itu Unik!. Bentuk kemesraan mereka diwujudkan dengan "Rivalitas" mereka. Salah satu yang ane jadi kagum dengan Wahyu H S adalah beliau mengganti ciuman yang biasa orang2 berpacaran lakukan (yang kelewatan) dengan "tamparan" sebagai bentuk cinta Aya-Azzam! (baca dari Blog beliau)
Comments
Post a Comment