Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Tujuan hidup

Ane bingung akan tujuan hidup sekarang. SD, SMP, SMA, Kuliah punya ending yang diusahakan. Bisa dilihat bisa dirasa dan terwujud juga terbatas waktu. Terbatas waktu inilah yang membuat tujuan itu terasa ketika diusahakan. Ada target.

Dua Empat November

Baru pagi ane ngepost tulisan Dua Tiga November. Eh dijawab hari itu juga... Pagi itu ane sedang ada rapat, tiba-tiba ada whatsapp message masuk. Undangan pernikahan! Pas baca ternyata yang menikah adalah sahabat mentoring ane waktu SMA. Seketika itu ane senyum sendiri dan gak lagi konsen rapat saking senengnya :D. Bukan apa-apa, hal yang paling ditunggu ane adalah siapa yang akan mendahului melepas masa lajang diantara kami kelompok mentoring SMA. Baru dapat message itu, siangnya ada lagi masuk. Undangan Pernikahan! lagi-lagi kawan mentoring ketika kuliah. Meski belum lama bersama mentoring tapi ane ikut seneng mendengarnya... Hari itu juga kesibukan ane berkurang hingga dibuat bertanya-tanya ada apa dengan hari ini? seakan Allah menyudahinya :D. Berita bahagia dateng pagi, siangnya berita bahagia lagi, sore sudah bisa pulang dari yang biasanya malam hingga larut malam. Mudah sekali Allah mengubah suasana hati. Dzat Yang Maha Penyayang... Ya Allah.... :)

Mimpi

Menarik, sampai siang ini ane masih teringat mimpi ane kemarin. Bukan karena isi ceritanya tapi pemandangan didalamnya yang begitu luar biasa. 

Gunung Manglayang, Bandung

Tak tinggi-tinggi amat Gunung Manglayang hanya sekitar 1.818 mdpl, setengah dari tinggi Semeru. Untuk mencapai puncak juga tak butuh waktu lama hanya sekitar 2 jam perjalanan. Sumber air hanya di "basecamp" awal dan cukup banyak karena memang sekaligus sebagai kawasan perkemahan.  Menjadi seru adalah ketika tersasar di gunung ini. Jalur yang dipakai adalah jalur "climbing" kalau boleh saya katakan. Tak seperti biasanya, jalur yang ane lewati mudah sekali longsoran batu dari atas. Sudah pasti bahaya batu jatuh menjadi ancaman apalagi dengan kemiringan yang curam. Untuk berjalan saja harus selalu waspada batu jatuh juga sembunyi-sembunyi di balik pohon. Sekadar berpijak menjadi sulit dengan ancaman terpeleset sehingga butuh pegangan, apapun itu entah akar pohon, batang, dsb. Repot sekali dibuatnya tak seperti pendakian ane yang sudah-sudah. Batu jatuh.  Setidaknya ada 2 kali potensi kecelakaan fatal. Dari awal melewati jalur ini selalu diteriakkan "A

Salah - Benar

Fenomena "mmmh" akhir-akhir ini terjadi dikalangan masyarakat. Gimana ya mendeskripsikan "mmmh" itu?.. ane lihatnya semacam belum rela atau masih tak terima dengan apa yang seharusnya, bukan apa baiknya. Mungkin memang butuh waktu. 

Sepi di Keramaian

Gak ngerti mau ngisi blog pake tulisan apa, sudah lama tak berisi. Dahulu apa-apa bisa ane jadikan tulisan, pokoknya setiap kepikiran sesuatu langsung ane tulis karena mungkin ane bukan tipe orang yang mudah mengungkapkan sesuatu secara langsung. Kebanyakan dari mereka berakhir menjadi status atau tulisan yang entah tersampaikan atau tidak pesan didalamnya saya tak begitu peduli. Kata tes-tes ane tipe INTJ, ya intinya introvert-intovert gitulah. Bukan berarti tak mau bersosial, hanya semacam tak ingin menjadi beban atau masalah bagi orang lain. Mengungkapkan pendapat seakan menimbulkan tanggung jawab yang aneh bahkan ketika diskusi kelompok semisal mengungkapkan pendapat lalu dipakai menjadi pendapat kelompok, lalu ada masalah pada akhirnya malah berpikir sendiri meski sudah menjadi pendapat kelompok.  Atau sekadar meminta bantuan saja ane serasa berat sekali sekalipun ke temen sendiri. Pikiran "Ah nanti malah merepotkan, gak usah lah kalau gitu" terus saja muncul

Kacamata Konspirasi

Baru-baru ini ada berita bendera Palestina dikibarkan di Gedung PBB sebagai simbol diakuinya Palestina sebagai negara pengamat non anggota. Hasil tersebut merupakan hasil voting.  Bagaimana reaksi orang-orang mendengarnya? Ternyata beragam. Saya kira akan serupa seperti halnya saya sendiri yang mendengar hal tersebut seketika merasa senang. Ada yang mendengar berita tersebut memilih untuk berprasangka "Ada apa ini?", mereka juga sama-sama muslim. Memang tak masalah dengan prasangka tersebut, tapi bagi saya sendiri kok terlalu berlebihan. Ini mirip dengan teori-teori konspirasi yang penuh prasangka dan fakta yang di-cocok-cocok-an untuk mendukungnya. Lebih jelasnya saya berikan contoh sederhana:

Pulai Pari - Kepulauan Seribu

Sabtu-Minggu 29-30 Agustus 2015, Jalan-jalan kali ini tujuan ke Pulau Pari, salah satu pulau di Kepulauan Seribu. Gak ambil pusing kita memakai jasa agen travel Jalaners. Paket liburannya banyak ada Snorkling, Pantai Perawaan, Pantai Kresek, Pantai Bintang, sudah include transport, penginapan AC, makan, nyobain permainan air, sama Barbeque. Biayanya sekitar Rp 360 ribuan tidak termasuk transport ke pelabuhan titik kumpul (ane kumpul di Muara Angke). kesan?  Wah seruuu bingit!! Keseruannya bayangin aja lah ya, gimana rame-rame snorkling, gimana asiknya permainan air kasur dimana kita suruh bertahan diatas 'kasur' sambil ditarik boat kecepatan tinggi, dan lain sebagainya. Dan hari itu kita ngisi aktivitas dari pagi sampai malam, malemnya setelah Berbeque kita masih ke Pulau Perawan, padahal sudah berganti hari... Dan keesokan harinya, sudah pasti. Sunrise :) Kata si bapak empunya perahu yang ngantar snorkling, jaman dia masih jadi guide dulu tanya-tanya ke para

Obrolan "Bungkus"

Barangkali perlu dituliskan kebingungan akan fenomena yang sampai sekarangpun ane masih tak habis pikir tentang apa-menariknya? Ane sering kali tak paham kala diajak ngomong tentang merk sesuatu yang kadang sampe bikin heboh orang lain yg denger. Atau gak mesti merk lah, nama instansi atau semacamnya. Gampangnya ginilah langsung contoh: "Wiiiih bajunya Mawar (nama merk)" "Manteb, sekarang jadi pegawai Melati (nama perusahaan)" "Gila! Gadgetnya Anggur semua! (nama merk)"

Melo #1

Sori, postingnya melo bentar... Bagaimana rasanya ketika kau berjuang memberi pengertian tentang jangan pacaran tapi lingkungan mengatakan sebaliknya? Sedih... Ya sedih. Ketika kau begitu menyayangi kawan-kawanmu tapi tak bisa berbuat banyak selain hanya sekadar memberi nasihat itupun tersirat. Memang hasil urusan Allah, tapi kalau semacam gak ngefek kesekitar ternyata sedih juga yaa... haha... Semakin banyak yang malah memamerkan pasangannya. Semakin heboh tanggapan-tanggapan kawannya. Semakin sering yang malah menjodoh-jodohkan kawannya bukan untuk menikah tapi untuk dipacari. 

Ice Cream (Kedua-Tamat)

Satu minggu usai menuntaskan 10 tempat wisata di Jepang, aku dan Fifi berkemas pulang kembali ke Tanah Air. Lembaran janji itu tak mungkin aku tinggal. Selembar kertas bekas dari bungkus makanan ini membuatku senyum-senyum sendiri tiap kali aku membaca apa yang tertulis diatasnya.        " Apaan sih, alay banget Fi? ", pertama kali membacanya.       " Ini buat seru-seruan Yon lagian kan pulang ke Indonesia kita beda kota, makanya praktekin, dan Gak boleh ilang!, okeeey? ", pinta Fifi ketika menulis ini. Ya.. kami resmi menjadi sepasang kekasih. Satu minggu ini sembari menunggu kepulangan ke Tanah Air tentu tak kami sia-siakan, hunting makanan enak, cari-cari spot untuk berfoto, membahas hal-hal penting dan tak penting di Jepang yang kadang sampai beradu argumen berakhir dengan perdebatan. Kalau sudah berdebat, sudah tentu Fifi menang meski dengan cara curang, ngambek. Apalagi yang bisa aku perbuat kala Fifi ngambek selain menjadi tempat untuk disalahk

Ice Cream (kesatu)

Riiiiiiiiiingg riiiing . Ah siapa ini... membuyarkan kedamaian secangkir kopi hangat di udara Kopeng yang sedingin ini. Sedari tadi aku memang tak bergeming dari gazebo ini. Tempatnya benar-benar strategis, tinggal melihat kedepan sudah diberikan pemandangan kota Magelang dari atas. Tentu bukan gedung-gedung tinggi bertingkat, aku tak suka hal itu. Justru hijau sawah, suara angin, bau pedesaan, lalu lalang petani, ocehan anak kecil berlarian sana kemari adalah penghiburku dikala penat. Ditambah lagi gunung Sumbing, Merbabu, dan Merapi yang terlihat jelas dari sini rasa-rasanya tepat sekali untuk melupakan kepenatan kerja kantoran.       "Assalamualaikum, halo..?" , sambil membenarkan posisi duduk yang mulai pegal.          "Nak Dion?" , Sahut suara diseberang sana. Rasa-rasanya suara ini pernah kudengar namun tak yakin benar kapan dan dimana tepatnya.        "Ini ibunya Fifi, inget kan? Fifi temen kuliah nak Dion dulu" , sahutnya.

Homeless plays piano? Wow!

Nemu video yang unik nih. Diluar sana ada homeless-homeless ya kalau di Indonesia ya gelandangan atau semacamnya lah. Uniknya adalah di bagian deskripsi video gak ada yang mengajari orang-orang ini bermain piano tapi mereka bisa dan enak didengar. Mmm.. kok bisa? ini dia videonya: Ane cari-cari, ternytata karena banyak ditonton hingga menjadi bahan pembicaraan, akhirnya beliau sudah hidup normal bahkan wanita yang merekam video ini memberi beliau hadiah digital piano. ini juga:

Gunung Papandayan, Garut.

Tanggal 9-10 Mei 2015, ane untuk pertama kalinya mendaki ke Papandayan. Perjalanan ke Papandayan: Dari terminal garut naik angkot Rp20.000/orang ke Cisurupan. Disambung naik mobil bak terbuka |Rp20.000/orang sampai Camp David. Lebih mahal kalau minta langsung berangkat, mending nunggu sampai penuh baru berangkat. Mengenai jalurnya gak usah repot-repot, begitu lihat orang-orang bawa Carrier gede bakalan jadi rebutan supir angkot, jadi yang penting nyampe aja dulu di terminal Garut (bagi yang dari luar kota). Retribusi Papandayan Rp7.500/orang (tulisan di karcis sih Rp5000, gak ngerti juga) Perjalanan gak begitu sulit kok, medannya juga tak begitu panjang. Ya sekitar 4-5 jam dari Camp David bisa sampai ke camp Pondok Salada. Yang jadi pusat perhatian di Papandayan ada tiga: Padang Edelweis di Tegal Alun, Kawah, dan Hutan Mati. Nah dari Pondok Salada ini tak begitu jauh ke Hutan Mati maupun Tegal Alun, sekitar 1-2 jam sudah bisa ke Tegal Alun. Kalau Hutan mati kita b

Jika buta warna parsial melihat warna warni dunia untuk pertama kalinya.

Nemu dari 9gag, Ini adalah video mengenai seseorang yang untuk pertama kalinya melihat dunia seperti kita dengan mata normal. Beliau-beliau ini memiliki kelainan buta warna parsial dimana tidak bisa membedakan warna-warna tertentu. Sebagai gambaran, dibawah ini ada video yang menjelaskan seperti apa sih warna jika dilihat oleh orang yang buta warna parsial? dan ini adalah mereka-mereka yang untuk pertama kalinya melihat dunia seperti apa yang kita lihat dengan bantuan Echroma Glasses:

Gunung Prau, Wonosobo

Tanggal 3-4 April kemarin ane buat jalan-jalan naik gunung ke Gunung Prau bersama kawan-kawan ane. Kalau ada yang belum tau Gunung Prau dimana, letaknya di deket Dieng, Wonosobo. Transport ke Pemberangkatan (Patak Banteng namanya): Terminal Wonosobo - Patak Banteng naik bus kecil Rp 20.000,- (Tapi kawan ane ada yang cuma kena 12 ribu). Tiket naik bayar 10 ribu (mahal ya?) Ane naik lewat Patak Banteng dan turun lewat jalur Dieng. Sebenarnya gak terlalu jauh sih pos pemberangkatan antara Patak Banteng dengan jalur Dieng, cuma selisih -/+ 2 km. Jalan 10 menit sampai. Nah ane naiknya pas banget lagi rame-ramenya, jadi kayak pasar di atas haha :D. Naik aja yang katanya 2 jam nyampe ini sampai 4 jam gegara ngantri di jalan. Mungkin bisa jadi bahan pertimbangan untuk berikutnya, kalau perlu survey atau tanya-tanya dulu rame atau gak. Karena ada pendaki yang memang naik gunung yang dicari ya sepinya bukan malah jadi rame :D. Ane jalan ngantri sampai bosen berdiri

Kawah Putih, Bandung.

Tanggal 28-29 Maret Ane jalan-jalan ke Kawah Putih, Bandung. Perjalanan menuju ke Kawah Putih dari Bandung cukup murah, rute yang kami tempuh: Terminal Leuwipanjang - Soreang Rp 7.000,- Soreang - Ciwidey Rp 7.000,- Ciwidey - Kawah Putih Rp 8-10.000,- Transport ke Leuwipanjang banyak, cari aja angkot atau naik Damri, murah meriah. Kalau ada rencana menginap di Ciwidey banyak tersedia penginapan dari yang murah sampai mahal. Ane nginep kena 175ribu/malam (nyari penginapan sedapetnya, maklum jalan kaki nyarinya :D) . Kalau rombongan enak bisa dibagi-bagi biaya segitu. Jangan lupa tiket masuk ke Kawah Putih Rp 33.000,- Ada yang sedikit mengganjal pas jalan-jalan kesini. Apa ya... semacam terlalu banyak dipermak. Dulu ane pernah kesini kayaknya masih asri, sekarang kok banyak dibangun ini-itu. Ya ane kurang sreg aja, apa bedanya sama taman-taman kota kalau terlalu banyak dibangun sana-sini, lama-lama bukan wisata alam lagi nanti. Photos:

Anak kampung di kota Metropolitan

Hidup di kota metropolitan ternyata persis dengan apa yang ane bayangkan. Macet, gedung-gedung menjulang, pemukiman padat. Barangkali memang seperti ini adanya hanya ane saja yang baru menjajaki kota ini. Rumah. Coba lihat pagar itu, rumah-rumah yang kami lewati ini tak dipinggir jalan. Kenapa mereka memilih membuat pagarnya tinggi-tinggi? Toh kalau cuma pagar tembok, maling pun gampang mau loncat masuk ke dalam. Plus desain gerbang rapat seolah benar-benar menyembunyikan rumah hanya nampak bangunan setengah keatas. Seakan mengatakan "Ini rumahku, ini areaku, masuk sini ijin dulu ya itu disana ada bel samping pintu gerbang" Macet. Lucu sekali pertama kali ane ke Jakarta diwanti-wanti sama supir taksi kalau Jakarta itu macet. "Kalau hari senin mas lewat sini, harus pagi sekali. Kalau lewat jam 6 pasti macet disini". Beberapa kali ane terjebak macet dan coba tebak berapa orang di dalam mobil-mobil itu? 1-2 penumpang. Kenapa tak motor atau angkutan umum saja

Toraja - On The Job Travelling - part 3

Bahkan akhir OJT pun kami manfaatkan :D. Saat banyak kawan yang sudah memesan tiket pulang ke kampung halaman masing-masing, ane sengaja gak memesan sampai detik-detik terakhir OJT. Yah cuma ingin mendengar kepastian dimana penempatan kerja selanjutnya. Pilihannya kalau ditempatkan balik lagi ke Sulawesi ya berarti langsung aja pesen tiket pulang lama-lamain di kampung halaman. Jakarta.!! Alhamdulillah pengumuman menyatakan ane ditempatkan di daerah Jakarta (yah masih tujuan awal sih, bisa dipindah lagi). Ane sih pasrah-pasrah aja mau dimana saja, tapi kalau lihat reaksi kawan-kawan waktu pengumuman sepertinya ada yang begitu berharap kembali ke kampung halaman atau dimana lah harapan mereka. Ah sudahlah.. kembali ke alur.. Nah karena ternyata pulang ke Jawa maka bisa nih jalan-jalan dulu, awalnya tujuannya Maros yang ada bukit-bukit kars itu kemudian Toraja. Tapi Maros belum kesampaian, Mudah-mudahan dilain kesempatan bisa kesini. Ngobrol-ngobrol cari temen, eh ternyata a

Followers