Wah blog ini jadi seperti blog nasihat ya? hehe... tidak apalah ya, lhaaa mau gimana lagi uneg-uneg yang muncul yang ginian je...
Telah menjadi tolok ukur kebanyakan dari kita adalah permasalahan dunia (harta-tahta-wanita + dll) bahkan masalah fisik yg sejatinya itu urusan Allah sebagai pencipta pun dipermasalahkan. Jika tidak menyentuh "garis kelaziman, kelayakan" maka dicibir, jadi bahan omongan dll...
Yang dicibir biasanya malu/minder kemudian justru sibuk mengatasi cibiran itu dengan memperjuangkan, memperbagus permasalahan dunia (harta-tahta-wanita), padahal perkataan mereka sama sekali tidak memberikan pengaruh, cibiran mereka itu tanggung jawab mereka dengan Allah...
Harta, sudah sangat lazim menjadi standar. Coba kita lihat, disekitar kita pasti semua mengharapkan hidup berkecukupan, kebutuhan terpenuhi, dsb. Kalau ada barang yang ilang/rusak kecewanya kebangetan, padahal apa yang ada di bumi dan di langit adalah kepunyaan Allah SWT.
Tahta, ini lagi... sering ane temui bahwa yang diperjuangkan itu bukan untuk orang-orang yang dipimpin tapi mereka memperjuangkan kepentingan organisasi, gerakan, komunitas, dll...
Wanita, :') mungkin ini khusus buat kaum hawa, seperti kata Rasulullah bahwa :
“Tidak kutinggalkan sesudah matiku suatu fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari fitnah wanita.” (Muttafaq alaih)
bukan hanya 3 permasalahan diatas, tapi masih banyak lagi...
Gini gini... kalau Allah menilai seseorang dari "dunia"nya maka akan ada yang berkata "Wah Allah gak adil dong! masa' bla bla bla" (hiii ngeriii!!).
Bukankah Allah Maha Adil? yang membedakan dari kita adalah amalan kita di dunia. Segala Atribut-atribut, kedudukan, jabatan, harta, dll hanyalah hiasan yang dititipkan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Entah sebagai nikmat, ujian, cobaan...
boleh dicari tapi bukan tujuan utama~
Telah menjadi tolok ukur kebanyakan dari kita adalah permasalahan dunia (harta-tahta-wanita + dll) bahkan masalah fisik yg sejatinya itu urusan Allah sebagai pencipta pun dipermasalahkan. Jika tidak menyentuh "garis kelaziman, kelayakan" maka dicibir, jadi bahan omongan dll...
Yang dicibir biasanya malu/minder kemudian justru sibuk mengatasi cibiran itu dengan memperjuangkan, memperbagus permasalahan dunia (harta-tahta-wanita), padahal perkataan mereka sama sekali tidak memberikan pengaruh, cibiran mereka itu tanggung jawab mereka dengan Allah...
Harta, sudah sangat lazim menjadi standar. Coba kita lihat, disekitar kita pasti semua mengharapkan hidup berkecukupan, kebutuhan terpenuhi, dsb. Kalau ada barang yang ilang/rusak kecewanya kebangetan, padahal apa yang ada di bumi dan di langit adalah kepunyaan Allah SWT.
Tahta, ini lagi... sering ane temui bahwa yang diperjuangkan itu bukan untuk orang-orang yang dipimpin tapi mereka memperjuangkan kepentingan organisasi, gerakan, komunitas, dll...
Wanita, :') mungkin ini khusus buat kaum hawa, seperti kata Rasulullah bahwa :
“Tidak kutinggalkan sesudah matiku suatu fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari fitnah wanita.” (Muttafaq alaih)
bukan hanya 3 permasalahan diatas, tapi masih banyak lagi...
Gini gini... kalau Allah menilai seseorang dari "dunia"nya maka akan ada yang berkata "Wah Allah gak adil dong! masa' bla bla bla" (hiii ngeriii!!).
Bukankah Allah Maha Adil? yang membedakan dari kita adalah amalan kita di dunia. Segala Atribut-atribut, kedudukan, jabatan, harta, dll hanyalah hiasan yang dititipkan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Entah sebagai nikmat, ujian, cobaan...
boleh dicari tapi bukan tujuan utama~
Comments
Post a Comment