Skip to main content

Jodoh (lagi), simpel saja

Semakin kesini frekuensi tema obrolan tentang jodoh pun meningkat. Ah memang sudah mendekati masanya barangkali. Memang tak menjadi fokus pikiran saya saat ini karena masih ada fokus lain yaitu cari kerja, tapi tak masalah lah menyinggung soal ini. Ada yang sebut nama ini, sebut nama itu, hmmm... memangnya seperti apa konsep jodoh itu? Takdirkah?

Tentang takdir, teringat logika ini "Jika kenyang itu ditakdirkan, maka makan atau tidak makan maka pasti akan terjadi". Akal sehat pasti tidak akan menerima karena kenyang ada sebabnya, sebab kenyang adalah makan -mukjizat pengecualian. Itu berarti ada usaha untuk meraih sesuatu. Kalau boleh ane katakan, usaha adalah cara kita menebak-nebak takdir. Apapun hasilnya maka itulah takdir kita. :)

Saya masih mereka-reka kelak akan seperti apa bertemu jodoh. Pada dasarnya semua wanita (syarat ketentuan berlaku seperti: tak bersuami, bukan mahram, tidak dalam lamaran orang lain, dst) adalah calon partner hidup. Maka bisa jadi dia, dia, dia, atau dia adalah jodoh kita kelak karena mudah sekali bagi-Nya untuk sekadar membolak-balik hati, sekadar mempertemukan, sekadar menyatukan. Sanak saudara pernah sebut nama ini, sebut nama itu, namun bagaimanapun hati merespon ketika nama itu tersebut tetap saja kembali ke awal, bisa jadi iya bisa jadi tidak. 

Eliminasi. Cara menyempitkan ruang lingkup jodoh. Ooh dia menikah, oh dia juga menikah, dia juga, dst maka jelas statusnya, tereliminasi. 

Khadijah RA. Usaha beliau adalah "mendatangi" pilihannya. Tidak main-main pilihannya adalah Rasulullah SAW. Khadijah RA sendiri banyak disebut baginda Rasulullah SAW. Dari rahimnya melahirkan 6 anak dari 7 anak Rasulullah SAW (setau saya). Salah satu hadis yang menyebut Khadijah adalah: “Sebaik-baik wanita penduduk surga adalah Khadijah binti khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah istri fir’aun.” (HR. Ahmad). #cmiiw

Ada seorang sahabat (saya gak hafal namanya) yang sulit mencari pasangan karena dijauhi semua orang-orang disekitarnya. Pada akhirnya meminta tolong Rasulullah SAW dan lewat perantara beliau akhirnya ada yang mau menikahinya (karena Rasulullah SAW yang meminta) #cmiiw.

Ada seorang sahabat wanita yang mengutarakan langsung dalam sebuah majelis ingin dinikahi Rasulullah namun beliau diam (diartikan tidak). Hingga ada sahabat lelaki berdiri dan menawarkan diri menikahi wanita tersebut. Inilah kisah pernikahan dengan mahar hafalan Al-Quran. #cmiiw

Kisah Ali RA dan Fatimah RA. Ahh... sudah terlalu mainstream, tak perlu saya tulis disini. Kisah yang bagus. :)

Terkadang kalau melihat usaha kawan-kawan dalam "pdkt" saya jadi berpikir, "Apa saya juga harus seperti itu?" memperlihatkan perhatian dengan porsi berlebih?. Bukankah malah jadi PHP jika takdir berkata lain?. Siapa yang jamin kelak dia menjadi pasangan kita? Ah banyak pertanyaan..

Yah tidak perlu terlalu dipikir. Pada saatnya nanti barangkali akan timbul sebab-sebab menuju kesana. Jangan lupa, masa depan adalah hal ghaib yang sebenarnya tidak ada. Kematian juga ada didalamnya yang entah dimana letaknya.


Comments

Followers