Beranjak dewasa (mungkin) semakin banyak hal yang saya pahami berbeda dengan pemahaman saya yang dulu untuk hal yang sama. Seperti ketika saya begitu menginginkan sesuatu lalu ada proses menunggu didalamnya yang justru disaat akhir malah berubah menjadi tak begitu penting juga tak lagi diinginkan. Juga ketika memahami ilmu, banyak sekali yang kemudian justru paham (mungkin) ketika beranjak dewasa hingga "Owalah ternyata gini to..."seakan ingin mengulang kembali jaman dahulu ketika tak begitu paham.
Namun menunggu paham ini juga rasanya menyelamatkan. Setidaknya ketika mendapat ilmu yang "sensitif" tak langsung menerima hingga pada titik kepemahaman yang berbeda untuk mengambil langkah seperlunya (subjektif sih).
Uniknya ada juga pemahaman yang tidak berubah hingga sekarang. Dan momen itu saya ingat sekali seperti ketika:
Masih SD kala itu mungkin kelas 4 saya sakit lalu diantar Ibu ke rumah sakit naik becak dan saya bilang "Ah paling kalo udah sembuh ya normal lagi nanti". Kalimat biasa dan mungkin ibu saya gak tau maksud sebenarnya karena jeleknya saya berbahasa. Yang sebenarnya saya maksud ya "saya cuma harus bertahan dan nanti jika sudah lewat masanya akan kembali sedia kala."
Rasanya masih SD kelas 5 saya berdiri di pagar SD menghadap keluar lalu berbalik menuju pohon ditepi kelas tempat biasa bermain dan menyadari teman main petak umpet tiba-tiba perlahan menghilang mereka berganti kesibukan lain. Lalu saya terpikir benar sekali kata Sherina dalam lagunya "Tak ingin menjadi dewasa". Perlahan teman-teman akan disibukkan dengan hal lain dan sayapun juga akan demikian nantinya.
Ah unik memang... menunggu itu...
Comments
Post a Comment