Skip to main content

Satu kiblat yang nyata


Kebiasaan ane nih gan, suka ngepost-ngepost artikel kemudian beberapa hari kemudian di delete.. haha
Jadi gini, artikel-artikel yang suka ane delete itu berkutat tentang umat islam nih. Intinya kenapa bisa ya bersumber dari SATU sumber yang sama tapi bisa "tekotak-kotak" menjadi banyak golongan.
Nah! yang suka ngebuat ane terbawa mood itu kalau antar golongan malah jadi saling menyalahkan, merendeahkan, meremehkan.. hedeehh..

Ibarat kaleng nih,
Kaleng itu ISLAM itu sendiri, nah golongan-golongan itu mengambil isi didalam kaleng dengan lubang-lubang yang berbeda-beda. Berbeda lubang tapi kemudian menjadi masalah..


Wkwkwk lucu juga, sebenarnya ane merasa prihatin (sekali) dengan kondisi semacam ini. Umat Islam itu SATU, ajarannya SATU, eh kok bisa terpecah-pecah gini..

Meskipun berbeda budaya..

Meskipun berbeda negara...
Meskipun berbeda harokah..
Meskipun berbeda bahasa..

apapun itu, selama masih ISLAM yang benar, mengutip lirik dari grup Nasyid Rabbani..

"Pada akhirnya kita semua sujud ke arah satu qiblat yang sama" 

Yah ane merindukan kondisi umat Islam yang bersatu.. :)

Semoga pembaca mendapat poin pentingnya. Ane membayangkan nih, kalau semua umat Islam mirip-mirip pas Lebaran gitu lah, sholat ied berjamaah, terus berjabat-tangan keliling sambil tersenyum.. wuiiiih!! Aseeek!

Tambahan saja, ini dia lirik lagunya:

Ada yang hitam, ada yang putih..Zahirnya Dia menciptakan kita berbeza
Namun batinnya kita dikurnia akal fikiran yang lengkap sempurna
Walau berbeza kasta budaya, hanya amalan pada-Nya yang utama
Kita mewarisi Al-Quran suci sebagai panduan tuk hidup sejahtera


Seringkali iman akan diuji bak layar dihembus laut gelora
Dalam mengejar kehidupan di sana, jangan alpa meredah kabus dunia


Walau pandangan jauh berbeza, tak bermakna ada salah ada benar
Pada akhirnya kita semua sujud ke arah satu qiblat yang sama


Semulia insan adalah yang menghampiri-Nya
Moga ditempatkan dengan yang bertaqwa


Tak mungkin manusia yang punya nafsu bisa terlari walau secebis dosa
Apa yang mampu kejar pahala, biarlah yang Esa menghitungkannya
Bung yang keruh, ambil yang jernih tak guna merintih menyesal bersedih
Khalifah bumi semua bersaudara untuk menghambakan diri kepada-Nya


Kadangkala kesabaran dicabar tiang utuh teguh bisa kan runtuh
Sedangkan lidah lagi tergigit, inikan pula sesama saudara


Walau pandangan jauh berbeza, tak bermakna ada salah ada benar
Pada akhirnya kita semua sujud ke arah satu qiblat yang sama


Semulia insan adalah yang menghampiri-Nya
Moga ditempatkan dengan yang bertaqwa



Comments

Followers