Sebelum menjalani kehidupan KKN, ane pingin ngepost uneg-uneg nih setelah nonton film Habibie-Ainun. Bukan tentang kisahnya, tapi uneg-uneg muncul persis justru setelah ane nonton cuplikan acara "Orang Pinggiran".
Sering dijumpai nih ikhwan - akhwat yang begitu mendamba kisah cintanya bakal seperti Ali - Fatimah, Habibie - Ainun (meski ada pacarannya) atau yang di novel Ketika Cinta Bertasbih misalnya. Semua adalah kisah cinta yang berakhir manis. Memang sih ane akui mereka ini adalah manusia yang memiliki kesabaran diatas rata-rata. Bakal butuh waktu bertahun-tahun hingga mereka merasakan yang namanya "pacaran" yang halal (menikah), dan lain sebagainya. Tentu berbeda dong kesabarannya dengan mereka-mereka yang mencuri start.
Pertanyaannya, apakah semua impian tentang kisah cinta itu akan hadir jika kisah Ali - Fatimah tidak pernah diceritakan atau kisah Habibie - Ainun tidak pernah di novelkan?
Bagaimana dengan orang-orang pinggiran yang minim fasilitas? tidak mengenal novel, tidak mengenal bioskop, tidak mengenal bacaan-bacaan bertajuk romansa? hmmm... ane kira kok mereka tidak akan berpikir sampe begitu "wah" untuk kisah cinta mereka.
jadi...
kita yang membentuk pemikiran atau lingkungan yang membentuk pemikiran kita?
ah sudahlah, barangkali ane sedang meracau... :D
itu pentingnya imajinasi, membuat hidup lbh hidup..
ReplyDeletesepakat na...
ReplyDelete