Skip to main content

Nonton KMGP

24 Januari, minggu malam yang entah kenapa menjadi terlalu membosankan berdiam diri di kamar kosan meski sedari pagi hingga sore sudah beraktivitas diluar kosan. Maka berangkatlah ane berburu kuliner, target ditentukan, Es Teller. Sesampainya disana terpikirkan rencana selanjutnya adalah nonton maka ane berbelok ke XXI. IP Man 3 ternyata sudah tidak tayang dan jadilah nonton Ketika Mas Gagah Pergi.

Kesan KMGP.
Ane rasa didalamnya menyajikan realita yang ada di masyarakat bahwa hal-hal yang berkaitan dengan agama jadi sekadar "ilmu jadi orang baik" atau "kisah nabi" dan sebagainya. Ia yang menjadi asing karena kebiasaan yang entah benar-salah-nya belum pasti. Ia menjadi bahan lelucon karena dianggap kuno. Ia terpisah dari bahasan kehidupan. 

Barangkali karena ganjarannya tak terindera tak seperti ganjaran berupa materi yang langsung terasa. Tapi ada kalimat menarik, "Setelah belajar mendalami, disitu menemukan ketenangan, kebahagiaan yang sesungguhnya". Hal "kebahagiaan/ketenangan" inilah yang ane rasa kawan-kawan coba tularkan kepada yang lain agar mereka tak terlalu risau dengan dunia, agar mereka tak lupa untuk hidup, agar mereka tak lupa kepada Dzat yang memberi hidup. Berjuang membersamai bukan berlomba menjadi yang-ter untuk hal-hal duniawi :)

Benar rasanya kalimat ini
"Hari ini dunia adalah kenyataan dan Akhirat adalah sekadar cerita. Tapi kelak Akhirat-lah kenyataan dan dunia hanya sekadar cerita". Lalu... bagaimanakah kesudahan di akhirat nanti? :)

Comments

Followers