Satu minggu usai menuntaskan 10 tempat wisata di Jepang, aku dan Fifi berkemas pulang kembali ke Tanah Air. Lembaran janji itu tak mungkin aku tinggal. Selembar kertas bekas dari bungkus makanan ini membuatku senyum-senyum sendiri tiap kali aku membaca apa yang tertulis diatasnya.
"Apaan sih, alay banget Fi?", pertama kali membacanya.
"Ini buat seru-seruan Yon lagian kan pulang ke Indonesia kita beda kota, makanya praktekin, dan Gak boleh ilang!, okeeey?", pinta Fifi ketika menulis ini.
Ya.. kami resmi menjadi sepasang kekasih. Satu minggu ini sembari menunggu kepulangan ke Tanah Air tentu tak kami sia-siakan, hunting makanan enak, cari-cari spot untuk berfoto, membahas hal-hal penting dan tak penting di Jepang yang kadang sampai beradu argumen berakhir dengan perdebatan. Kalau sudah berdebat, sudah tentu Fifi menang meski dengan cara curang, ngambek. Apalagi yang bisa aku perbuat kala Fifi ngambek selain menjadi tempat untuk disalahkan. Rasanya aku lebih memilih mengaku salah daripada lihat diamnya Fifi. Tak penting juga dibandingkan hubungan ini.
...
"Ah..hmm.. iya tante, gimana?", lamunanku buyar mendengar panggilan ibunda Fifi.
Enam tahun berlalu dan aku masih menyimpan lembaran itu. Membacanya sama saja mengulang kenangan yang lalu.
Agreement:
- Rajin Ibadah
- Sering telpon, gak ada alasan gak punya pulsa.
- Gak boleh bohong, meski hal sepele.
- Gak boleh macem-macem, macem-macem menurut Fitri.
- Dion traktir ice cream ke Fitri kalau ketemuan.
- Hal-hal yang belum tercantum didiskusikan bersama kedua belah pihak
Dion - Fitri
ttd
"Tante.., umm.. gini, Dion ingin menuliskan sesuatu agak panjang buat Fifi, tolong nanti Fifi suruh baca ya tante? lewat whatsapp saja tante, moga-moga bisa bantu", menanggapi ibunda Fifi.
Ditemani canda-tawa anak kecil bermain, dan udara dingin kopeng, masih ditempat yang sama dan masih dihibur secangkir kopi hangat, aku menuliskan pesan untuk Fifi.
untuk Fitri
Hai Fi.. apa kabar? masih suka makan Ice Cream? ati-ati lho gula, Sudah kemana saja enam tahun ini Fi? Rasa-rasanya baru kali ini aku menghubungimu setelah dulu sempat rutin meski sekadar bertanya kabar. Jangan khawatir Fi, bungkus makanan itu masih aku simpan kok. Aku tak mengingkari janji, kamu yang maksa suruh nyimpan bungkus ini kan? padahal kan bekas. Haha... dasar kamu Fi!
Fi, begini..
Rasa-rasanya kau sudah tau alasan kenapa timbul jarak diantara kita. Aku semakin dewasa, kamu pun juga, Enam tahun adalah waktu yang sangat panjang. Banyak sekali hal yang terjadi selama itu tapi tenang, aku masih berusaha menepati janji. Hanya saja... Sepertinya kita memang tak bisa bersatu. Ada batas yang tak mungkin berani aku lalui. Kau mungkin tak membawanya, ini biar aku tuliskan isi perjanjian kita:
- Rajin Ibadah
Cukup sampai disitu. Ya.. semakin aku menepati janji itu semakin mengerti pula bahwa kita tak bisa bersama. Keyakinanku mengajarkan memilih pasangan hidup adalah dari agamanya. Keyakinan kita dari awal sudah berbeda Fi. Jika disuruh memilih.. maka dengan kondisiku yang sekarang ini tak mungkin aku besarkan cinta padamu sedang aku mengkhianati Tuhan ku.
Fi, Terima kasih...
Terima kasih sudah membuatkan janji itu. Aku akan kirimkan bungkus makanan ini padamu, dan bersamaan dengan itu... untuk kebaikan kita, rasanya kali ini aku sudahi hubungan kita. Haha..
Enam tahun sudah, dulu aku yang memulainya sekarangpun aku yang mengakhirinya. Sedih? pasti Fi.. dulu aku yang mengajakmu jalan-jalan dan mengenalkan semua ini. Aku jadi suka Ice Cream gara-gara menemani kamu yang selalu saja beli jajajan kesukaanmu itu entah dimana kita pergi. Tapi tak seharusnya aku larut dalam kesedihan kalau memang dengan seprti ini lebih mendekatkanku pada Tuhan ku.
Enam tahun sudah, dulu aku yang memulainya sekarangpun aku yang mengakhirinya. Sedih? pasti Fi.. dulu aku yang mengajakmu jalan-jalan dan mengenalkan semua ini. Aku jadi suka Ice Cream gara-gara menemani kamu yang selalu saja beli jajajan kesukaanmu itu entah dimana kita pergi. Tapi tak seharusnya aku larut dalam kesedihan kalau memang dengan seprti ini lebih mendekatkanku pada Tuhan ku.
Semoga kamu mengerti.
Cepet sembuh Fi, sahabatku... :)
Comments
Post a Comment