Tak tinggi-tinggi amat Gunung Manglayang hanya sekitar 1.818 mdpl, setengah dari tinggi Semeru. Untuk mencapai puncak juga tak butuh waktu lama hanya sekitar 2 jam perjalanan. Sumber air hanya di "basecamp" awal dan cukup banyak karena memang sekaligus sebagai kawasan perkemahan.
Menjadi seru adalah ketika tersasar di gunung ini. Jalur yang dipakai adalah jalur "climbing" kalau boleh saya katakan. Tak seperti biasanya, jalur yang ane lewati mudah sekali longsoran batu dari atas. Sudah pasti bahaya batu jatuh menjadi ancaman apalagi dengan kemiringan yang curam. Untuk berjalan saja harus selalu waspada batu jatuh juga sembunyi-sembunyi di balik pohon. Sekadar berpijak menjadi sulit dengan ancaman terpeleset sehingga butuh pegangan, apapun itu entah akar pohon, batang, dsb. Repot sekali dibuatnya tak seperti pendakian ane yang sudah-sudah.
Batu jatuh.
Setidaknya ada 2 kali potensi kecelakaan fatal. Dari awal melewati jalur ini selalu diteriakkan "Awas batu", disusul batu-batu kecil sampai ukuran sedang menggelinding dari atas. Entah apa yang menyebabkannya, ada batu seukuran kepala yang tak lagi menggelinding namun karena curam jadi memantul-mantul random terkena pepohonan di jalur pendakian. Kemungkinan pendaki yang diatas entah capek entah kehilangan konsentrasi menginjak batu yang labil. Karena tidak semua dari 20 pendaki kali ini pernah naik gunung. Alhamdulillah... batu tak mengenai para pendaki meski tipis lewat disamping kanan-kiri...
Naik-Turun.
Berangkat pukul 14.00 yang seharusnya pukul 16.00 sudah sampai puncak, ini masih dijalan. Dengan kondisi curam dan batu-batu yang jatuh tak mungkin untuk turun karena hari segera berganti malam. Pilihannya adalah tetap naik ke puncak kemudian baru mencari jalur turun yang benar. Akhirnya pukul 19.00 kami bertemu jalur yang benar dan mencapai puncak untuk sejenak istirahat lalu turun.
Yah tapi itu sedikit cerita dari sekelompok pendaki yang nyasar. Btw, kali ini ane bersama PLN Hiking Community dalam kegiatan Gathering Nasional.
Photos:
Comments
Post a Comment